BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Islam sebenarnya memiliki ajaran yang membebaskan. Islam menerangkan bahwa Allah telah menjadikan manusia sebaik-baik makhluk, sebagai khoiru ummah dan sebagai khalifah fi al-ardh. Dari itu, Allah memberikan akal sebagai bekal kepada manusia. Sebagai khalifah manusia mamikul tanggung jawab yang cukup berat dalam memelihara, mengembangkan dan mangambil manfaat dari apa yang dititipkan oleh Allah di dunia. Semuanya diberikan kapada manusia supaya dapat memikirkan, menghayati ayat-ayat yang telah diciptakan-Nya (insan ulul albab) dan menyerahkan kembali seluruh kedirian manusia kepada Allah Sang Pencipta.
Salah satu cara untuk melaksanakan amanat dari Allah adalah melalui pendidikan. Yakni bahwa pesan-pesan yang diwahyukan Allah SWT mesti disampaikan dan diajarkan dengan mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan konsepsi tentang manusia, alam dan isinya. Dengan demikian, pendidikan diharapkan dapat menjadi sebuah usaha pencarian pengetahuan, nilai dan sebagainya hingga pada tujuan puncak, yaitu menemukan jati diri manusia agar dapat menjalankan ibadah dengan salih kepada Allah dan mu’amalah dengan sesama makhluk-Nya.
Namun kenyataannya, pendidikan khususnya pendidikan Islam belum mampu membentuk anak didik yang berkepribadian Islam, yang mampu berperan sebagai khalifah yang ulul albab. Dewasa ini pendidikan hanya mencapai pada aspek inteletualitas anak didik belaka, tanpa mengembangkannya lebih lanjut untuk bagaimana peserta didik memulai untuk berfikir kemudian bertafakkur atas apa yang telah diberikan dan dicipatakan Allah di alam semesta.
Banyak hal penyebab tidak maksimalnya hasil proses belajar mangajar, salah satunya adalah penggunaan metode yang kurang tepat.
Metode apakah yang sebaiknya digunakan dalam mengembangkan potensi Aqliyah anak didik yang notabene merupakan bagian tak terpisahkan dari mereka sebagai kholifah fi al-ardh?
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI
1. Teori Kognitif
Ahli psikologi berpendapat bahwa prinsip teori tingkah laku hanya memberikan bagian dari pertanyaan tentang bagaimana kita belajar. Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari usaha kita untuk dapat mengerti dunia.[1]
Untuk melakukan ini kita menggunakan semua alat mental kita. Caranya, kita berpikir tentang situasi, sama baiknya kita berpikir tentang kepercayaan, harapan, dan perasaan kita yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Dua siswa mungkin dalam kelas yang sama, tetapi belajar dua pelajaran yang berbeda. Apa yang dipelajari setiap siswa tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.
Keduanya ahli teori tingkah laku dan ahli teori kognitif berpendapat, reinforcement penting dalam belajar, tetapi alasan mereka berbeda. Ahli teori tingkah laku menyatakan bahwa, reinforcement memperkuat respons, sementara ahli kognitif melihat reinforcement sebagai sumber umpan balik (feedback). Umpan balik ini memberi informasi tentang apa yang barangkali terjadi jika tingkah laku itu diulang. Dalam pandangan teori kognitif, reinforcement untuk siswa adalah mengurangi ketidaktentuan dalam mencapai suatu penguasaan perasaan dan pengertian. Dengan kata lain, reinforcement datang dari gagasan pengertian untuk menyempurnakan tujuan.[2]
Bransford menguraikan singkat tentang teori kognitif. Yang penting dalam hal ini ialah bagaimana orang belajar, mengerti dan mengingat informasi, dan mengapa beberapa orang dapat melakukan dengan baik dan yang lain tidak. Kenyataannya, ahli-ahli psikologi kognitif lebih cenderung menyelidiki aspek-aspek penting dalam belajar, seperti bagaimana orang dewasa mengingat informasi verbal atau bagaimana anak-anak memahami cerita-cerita. Mereka tidak mencari hukum-hukum umum belajar yang menerapkan semua organisme (binatang, manusia) dalam semua situasi. Mereka lebih berminat dalam bentuk-bentuk belajar pada manusia yang dapat mengemukakan alasan dan menyelesaikan masalah, bahasa dan sebagainya. Jadi, kita tidak dapat menyampaikan satu teori secara keseluruhan dan mengatakan bahwa ini adalah teori kognitif.
Dalam teori ini terdapat dua kategori penting yaitu processing approach (pendekatan proses informasi) yang mempercayakan terutama kepada komputer sebagai model untuk belajar dan untuk ingatan manusia.[3]
Sistem pengolahan informasi
Dunia penuh dengan informasi. Pemandangan, suara, bau, rasa, dan musik mengelilingi kita setiap waktu. Bagaimana kita menerima, mengingat, dan memproses informasi? Akhir-akhir ini kita telah diberi kesan oleh kemampuan komputer yang luar biasa untuk menyelesaikan masalah. Dalam bidang-bidang tertentu komputer dapat menunjukkan prestasinya, akan tetapi, bagaimanapun juga kemampuan mental manusia yang kita anggap benar bahwa komputer tidak dapat mnyelesaikan dan mungkin tidak akan dapat menguasainya.
Proses informasi
Informasi secara tetap masuk pikiran kita melalui indera kita. Sebagian besar dari informasi ini segera kita buang tanpa kita sadari. Sedangkan beberapa disimpan dalam ingatan kita untuk beberapa saat, dan kemudian terlupakan. Dalam pendidikan yang penting untuk diterima adalah informasi yang berguna, keterampilan, dan sikap kedalam pikiran siswa dengan cara apapun, sehingga siswa dapat mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka simpan jika mereka membutuhkan.
Ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek yaitu suatu sistem penyimpanan sementara yang dapat menyimpan informasi secara terbatas. Ingatan jangk pendek ini adalah bagian dari ingatan, dimana informasi yang baru saja didapat disimpan. Pikiran memberi kesempatan kepada informasi untuk disimpan sebentar dalam ingatan jangka pendek kita. Jika kita berhenti berpikir tentang sesuatu, informasi itu akan hilang dari ingatan jangka pendek kita.
Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah bagian dari sistem ingatan yang menyimpan informasi dalam jangka waktu lama. Ingatan jangka panjang mempunyai daya tampung yang tidak terbatas. Baik dari segi informasi yang dapat disimpan maupun dari segi waktunya informasi akan disimpan.[4]
Implikasi teori kognitif dalam pendidikan
a. Strategi mengajar
Guru-guru dapat membantu siswa untuk menaruh perhatian pada pelajaran.. Dalam hal ini akan membantu siswa dalam :
1) Memusatkan perhatian
2) Mengidentifikasi apa yang penting, sulit, dan tidak biasa
3) Belajar dapat dipertinggi jika guru membantu siswa merasa betapa pentingnya informasi baru
4) membantu siswa mengingat kembali innformasi yang telah dipelajari sebelumnya
5) Membantu siswa memahami dan menggabungkan informasi.[5]
b. Strategi untuk membantu siswa mengingat
Lindsay dan Norman(1987) menyampaikan tiga aturan umum untuk memperbaiki ingatan. Pertama, menghafal memerlukan usaha; ini sering tidak mudah. Kedua, materi yang harus dihafal atau diingat seharusnya berhubungan dengan hal-hal lain. Ketiga, menghafal atau mengingat memerlukan organisasi. Dalam mengingat, siswa bisa menggunakan bantuan Mnemonic yaitu suatu metode untuk mengingat yang menekankan atau membentuk struktur bagi hal-hal atau benda-benda yang perlu diingat sehingga mempermudah mengingat kembali.[6]
c. Kemampuan metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan yang berasal dari proses kognitif kita sendiri beserta hasil-hasilnya. Dalam memonitor prestasi siswa, dapat menggunakan strategi yang berbeda agar belajar dan mengingat dapat berkembang bersamaan dengan umur. Mengidentifikasi hal-hal penting, mengecek untuk menentukan apakah siswa mengerti, mengubah strategi jika yang satu tidak bekerja, merencanakan, meramalkan hasil, memutuskan bagaimana menggunakan waktu, dan melatih kembali informasi, membentuk hubungan dengan bayanagn atau kesan, menggunakan mnemonic dan mengatur bahan-bahan baru, membuat bahan-bahan itu lebih mudah untuk diingat.[7]
d. Model pengajaran
1. Jerome Bruner: Discovery Learning
Bruner berpendapat bahwa peranan guru harus menciptakan situasi dimana siswa dapat belajar sendiri daripada memberikan suatu paket yang berisi informasi atau pelajaran kepada siswa. Oleh karena itu pembelajaran harus mendorong siswa melakukan kegiatan sendiri dengan memasukkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, sehingga mereka mendapatkan pengalaman dan eksperimen untuk menentukan prinsip bagi mereka sendiri.
2. David Ausubel: Reception Learning
Ausubel berpendapat bahwa faktor yang paling penting dalam mempengaruhi belajar adalah apa yang diketahui oleh siswa. Ahli teori ini menyarankan agar guru menyusun situasi belajar, memilih materi yang tepat untuk siswa, dan kemudianmenyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik, mulai dari yang umum ke hal-hal yang lebih terperinci.[8]
3. Peran akal dalam pandangan Islam
Konsep Islam menerangkan kepada kita bahwa akal adalah karunia dari Allah SWT yang harus disyukuri
Akal adalah kekuatan yang luar biasa, selama mereka konsisten dengan konsep Allah SWT. Agar nikmat yang agung ini mampu mengemban tugas dan perannya dengan baik dan benar tanpa ada penyelewengan dan kesalahan, maka Islam mengatur tugas-tugasnya dengan jelas dan terperinci.
Salah satu tugas akal adalah berfikir tentang materi yang dapat ditangkap oleh indera. Sarana untuk mengetahui pengetahuan tentang makhluk di alam raya ini adalah indera yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menangkap semua hal yang bersifat materi. Kemudian informasi tersebut berpindah dari indera kepada sel otak, lalu diolah di dalam sel otak penangkap yang bertugas merangkai semua informasi yang masuk.
Oleh karena itu, akal yang dibingkai dengan konsep Islam akan terjaga keselamatannya dari kesesatan dan kebingungan dalam memahami alam gaib tanpa dalil. Hal itu kan mengarahkan akal untuk beraktivitas dalam materi yang kongkrit saja, sehingga tercipta konsep ilmiah yang benar dikalangan kaum muslim, memperbanyak karya ilmiah dalam segmen kehidupan manusia, baik dibidang fiqih, ilm alam, maupun ilmu lain.[9]
Design Pembelajaran
- Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
- Kelas/Semester : X/1
- Aspek : al-Qur’an
- Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
- Kompetensi Dasar :
# Membaca QS al-Mukminun 12-14
# Menyebutkan arti QS al-Mukminun 12-14
# Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS al-Mukminun 12-14
- Materi :
# pengertian QS al-Mukminun 12-14
么‰s)s9ur $oY酶)n=yz z`»¡SM}$# `脧B 7's#»n=脽™ `脧iB &没眉脧脹 脟脢脣脠 §N猫O 莽m»oY霉=y猫y_ Zpx每么脺莽R ’脦没 9‘#ts% &没眉脜3¨B 脟脢脤脠 ¢O猫O $uZ酶)n=yz spx每么脺‘Z9$# Zps)n=t忙 $uZ酶)n=y‚s霉 sps)n=y猫酶9$# Zpt贸么脪茫B $uZ酶)n=y‚s霉 spt贸么脪脽J酶9$# $VJ»s脿脧茫 $tR枚q¡s3s霉 zO»s脿脧猫酶9$# $VJ酶tm: ¢O猫O 莽m»tR霉't±Sr& $¸)霉=yz tyz#u盲 4 x8u‘$t7tFs霉 陋!$# 脽`¡么mr& t没眉脡)脦=»s茠酶:$# 脟脢脥脠
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
# kandungan QS al-Mukminun 12-14
# mengimplementasikan QS al-Mukminun 12-14 dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan posisi manusia sebagai khalifah yng mempunyai potensi akal.
- Indikator :
# Siswa dapat membaca QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat mengidentifikasi tajwid QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat mengartikan per-kata QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat mengartikan per-ayat QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat menterjemahkan QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat mengidentifikasi perilaku khalifah dalam QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat mempraktikkan perilaku khalifah sesuai dengan QS al-Mukminun 12-14
# Siswa dapat menunjukkan perilaku khalifah dalam kehidupan.
- Strategi mengajar:
1) Memusatkan perhatian
Dalam permulaan pelajaran guru dapat membuat kontak mata atau berbuat sesuatu yang mengejutkan siswa dengan maksud untuk menarik perhatian siswa. Ada beberapa saran untuk menarik perhatian siswa.
a. katakan kepada siswa tujuan mata pelajaran yang anda berikan
b. tunjukkan bagaimana belajar mata pelajaran yang nantinya berguna bagi siswa
c. tanyakan pada siswa mengapa mereka berpikir bahwa mata pelajaran ini penting bagi mereka.
d. bangkitkan keingin tahuan mereka dengan pertanyaan.
e. ciptakan suatu kejutan dengan mempertunjukkan suatu kejadian yang tidak diharapkan, seperti argumentasi yang keras sebelum komunikasi pelajaran.
f. mengubah lingkungan fisik dengan mengatur kelas dan menciptakan situasi yang berbeda
g. pindahkan kesan siswa dengan memberikan suatu pelajaran yang membuat siswa dapat menyentuh, mencium atau merasakan.
h. gunakan gerakan, sikap tubuh, dan perubahan nada suara dengan berjalan di antara siswa-siswa, berbicara pelan, dan kemudian lebih tegas.
i. hindari tinkah laku yang mengacau seperti mengetuk-ngetuk meja dengan pensil atau menarik-narik rambut kita.[10]
2) Mengidentifikasi apa yang penting, sulit, dan tidak biasa
3) Belajar dapat dipertinggi jika guru membantu siswa merasa betapa pentingnya informasi baru
4) membantu siswa mengingat kembali innformasi yang telah dipelajari sebelumnya
5) Membantu siswa memahami dan menggabungkan informasi.
- Metode:
1. Metode ceramah:
Sebaiknya tidak mendominasi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ini. Guru sedikit menyampaikan dalam ceramah singkat sekedar pembuka awal proses belajar mengajar untuk membacakan dan memberi arti QS al-Mukminun 12-14.
2. Metode diskusi:
Setelah guru sedikit berceramah, anak didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan kawan-kawan sebayanya tentang inti QS al-Mukminun dan berpikir lebih jauh tentang bagaimana relevansi QS al-Mukminun dengan ilmu pengetahuan yang ada sekarang.
3. Metode Tanya Jawab
Ketika diskusi sudah cukup, guru memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal yang belum bisa dijawab di diskusi kelompok.
4. Metode audio Visual
Metode ini digunakan agar anak didik bisa melihat secara langsung proses kejadian manusia secar ilmiah melalui CD film, sehingga mereka bisa membuktikan dan memikirkan kebenaran ayat al-Qur’an serta adanya kecocokan antara ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah dengan al-Qur’an. Dengan tujuan agar mereka bisa merasakan keagungan Tuhan semesta alam.
5. Metode Karya wisata
Sebagaimana prosedur metode karya wisata, bahwasannya pada akhir karya wisata harus diminta laporannya, baik lisan maupun tulisan yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata.[11]
Karya wisata yang ingin diterapkan dalam metode pembelajaran mata pelajarn ini adalah karya wisata yang bersifat alamiah. Peserta didik tidak hanya diajak untuk belajar dan berfikir tentang proses kejadian manusia saja, akan tetapi mereka juga diajak untuk melihat, mengamati dan memikirkan ciptaan Tuhan yang lainnya, yaitu keindahan alam sehingga mereka bertafakkur, kagum dan mengakui kehebatan Sang Pencipta Alam semesta yang menggerakkan seluruh komponennya.
Akal dan rasio memang mempunyai potensi untuk menaklukkan dunia. Tetapi jangan sampai mempertuhankan akal. Karena hal itu akan menggelincirkan keimanan tehadap ajaran agama. Sebaliknya, akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama.dengan begitu, keyakinan tehadap agama yang dianut bertambah kokoh.[12]
- Evaluasi :
Evaluasi pada mata pelajaran ini berbentuk tugas individu dan kelompok. Tugas individu diberikan setelah metode audio visual dan karya wisata dilaksanakan. Guru dapat melihat sejauh mana anak didik dapat memikirkan keagungan Tuhan dengan membaca tugas tersebut yang berbentuk laporan, tetapi tidak hany itu saja, guru juga harus memperhatikan perubahan tingkah laku tiap-tiap individu antara sebelum dan sesudah menerima pelajaran tersebut.
BAB III
PENUTUP
Pada detik ini ranah yang dicapai hanya ranah kognitif saja, itupun tidak maksimal, karena tidak sampai membawa anak didik bertafakkur, mengagumi ciptaan Allah dan mengakui bahwa Allah yang menggerakkah seluruh semesta alam.
Metode adalah bagian tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Penggunaan metode yang tepat untuk materi yang tepat pula ketika disampaikan akan dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Sebagaimana yang telah ada diatas, sudah seharusnya anak didik diajak untuk memikirkan ciptaan Allah secara mendalam dengan rasio. Dengan rasio tidak untuk menjadikannya jauh dari Allah atau mengkufuri segala nikmat yang Allah berikan, tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan mengetahui kebenaran ayat al-Qur’an setelah dibuktikan secara ilmiah.
Dalam evaluasipun demikian, sampai saat ini sistem evaluasi yang diterapkan adalah hanya menyentuh ranah kognitif secara dangkal saja. Karena ranah yang paling mudah untuk diuji adalah ranah kognitif yaitu akal. Tapi bagaimana kemudian penilaian pada ranah kognitif menjadi bermutu, ialah dengan perubahan tingkah laku anak didik. Ketika materi sudah benar-benar dipahami oleh anak didik dan terinternalisasi pada diri anak didik, maka secara otomatis tingkah lakupun akan berubah menjadi lebih baik. Jadi, sistem penilaian tidak hanya berkutat pada soal-soal ujian, akan tetapi juga pada behavior/akhlak anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Marwan Al-Kadiri, Keseimbangan antara kebutuhan akal, jasmani, dan rohani, Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2004
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995
Sri Esti W. Dj, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006
Syaiful bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2002
[1] Sri Esti W. Dj, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), hal.149
[2] Ibid, hal. 149
[3] Ibid. hal. 150
[4] Ibid, hal. 150-155
[5] Ibid, hal. 159-162
[6] Ibid, hal. 163-167
[7] Ibid, hal. 167-170
[8] Ibid, hal. 170-178
[9] Marwan Al-Kadiri, Keseimbangan antara kebutuhan akal, jasmani, dan rohani, (Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2004), hal. 101-103.
[10] Ibid, hal. 160
[11] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), hal. 88
[12] Syaiful bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2002), hal.76
Kamis, 19 Februari 2009
Metode dalam penerapan kognitif tinjauan psikologi belajar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah mbak seru lo tulisanya. BTW ni mirip banget ama tugas kuliah wah kita bisa saling sar dong tentang tugas kuliah kebetulan aku baru semester enam jadi bisa dong konsultasi ke embak. aku ngopi yang paradigma mbak suwun nggeh...?
BalasHapus