Tujuan Pembelajaran Khusus: Melalui kegiatan membaca, diskusi, dan refleksi, CGP dapat mengkonstruksi pemahaman mereka tentang:
- Kepemimpinan murid (students agency) dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila
- Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid.
- lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid.
- pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.
Di bagian ini, ada 3 pertanyaan dari beberapa situasi artikel dan video yang disajikan di bagian 5 eksplorasi konsep modul 3.3 sebagai berikut:
Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
Situasi 1: Program "Kebun Cahaya" ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan ko-kurikuler. Meskipun kegiatan ini tidak secara langsung terikat pada mata pelajaran tertentu (intrakurikuler), namun kegiatan ini tetap diselenggarakan di lingkungan sekolah dan menjadi bagian dari program sekolah untuk memperkaya pengalaman belajar murid di luar kelas.
Situasi 2: Kegiatan yang dilakukan Ibu Ara dalam menata ruang kelas dapat dikategorikan sebagai kegiatan intrakurikuler yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Meskipun tidak ada mata pelajaran khusus yang dikaitkan secara langsung, namun kegiatan ini sangat berkaitan dengan pembentukan lingkungan belajar yang kondusif dan pengembangan keterampilan sosial murid.
Situasi 3: Program studi wisata di SMP Matahari ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun memiliki tujuan pembelajaran, namun kegiatan ini dilakukan di luar jam sekolah dan bersifat sukarela.
Situasi 4: Kegiatan yang dilakukan oleh Pak Bahri sebagai Kepala Sekolah di SMA dengan anggota OSIS merupakan adaptasi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara daring dalam masa pandemi. Meskipun dilakukan secara online, tujuannya tetap sama yaitu untuk mengembangkan minat dan bakat murid.
Situasi 5: Kegiatan ini merupakan pembelajaran terintegrasi berbasis proyek (PjBL) yang menggabungkan beberapa mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Teknologi Pakan Ternak). Proyek ini dapat dikategorikan sebagai intrakurikuler karena terintegrasi langsung dalam kurikulum sekolah dan melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus.
Situasi 6: Program ITS (Information Technology Student) ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diinisiasi dan dikelola oleh murid jurusan Teknik Komputer Jaringan. Kegiatan ini bersifat intrakurikuler karena berhubungan langsung dengan kompetensi yang diajarkan di jurusan tersebut.
Video 1: Kegiatan Pasar Tradisional Senin Legi ini merupakan kegiatan ko-kurikuler yang unik dan inovatif. Meskipun tidak secara langsung terikat pada mata pelajaran tertentu, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi peserta didik di Sanggar Anak Alam (SALAM). Kegiatan ini dapat dikategorikan sebagai simulasi ekonomi yang memungkinkan peserta didik untuk belajar tentang konsep ekonomi secara langsung dan nyata.
Video 2: Kegiatan yang dijelaskan dalam video ini adalah program sekolah berbasis riset di Sanggar Anak Alam (SALAM). Program ini dapat dikategorikan sebagai program intrakurikuler yang terintegrasi dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, program ini juga memiliki unsur ko-kurikuler melalui kegiatan seperti pasar ekspresi yang melibatkan seluruh warga sekolah.
Video 3: Video ini membahas tentang pengelolaan program pembelajaran yang berdampak positif pada murid. Program yang dimaksud mencakup berbagai jenis kegiatan, baik intrakurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler, yang dirancang untuk mendorong kepemimpinan murid. Fokus utama dari video ini adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan program-program yang dapat memberdayakan murid untuk menjadi agen perubahan.
Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan ‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid. Jelaskan jawaban Ibu/Bapak?
Situasi 1
Suara murid: Pak Segar mengajak murid-murid untuk menyampaikan ide dan pendapat mereka tentang pemanfaatan lahan kosong di sekolah. Murid-murid diberikan ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan ide-ide mereka.
Pilihan murid: Murid-murid diberikan pilihan untuk menentukan jenis tanaman yang ingin mereka tanam, serta bagaimana mereka ingin merawat kebun tersebut. Hal ini membuat mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kebun tersebut.
Kepemilikan murid: Dengan melibatkan murid dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, maka rasa memiliki dan tanggung jawab murid terhadap kebun semakin besar. Mereka tidak hanya sebagai pelaksana, tetapi juga sebagai pengambil keputusan.
Situasi 2
Suara murid: Murid-murid diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka tentang tata letak kelas melalui gambar dan diskusi kelompok.
Pilihan murid: Murid-murid secara demokratis memilih tata letak kelas yang mereka inginkan melalui proses voting.
Kepemilikan murid: Dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk merancang dan memilih tata letak kelas, maka rasa memiliki dan tanggung jawab murid terhadap kelas semakin besar.
Situasi 3
Suara murid: Murid-murid diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka tentang tujuan studi wisata, destinasi yang diinginkan, dan kegiatan yang ingin dilakukan.
Pilihan murid: Murid-murid diberikan pilihan untuk memilih destinasi wisata yang mereka inginkan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keamanan, anggaran, dan tujuan pembelajaran.
Kepemilikan murid: Dengan melibatkan murid dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan studi wisata, maka rasa memiliki dan tanggung jawab murid terhadap kegiatan ini semakin besar.
Situasi 4
Suara murid: Murid-murid diajak untuk menyampaikan ide-ide mereka tentang kegiatan ekstrakurikuler yang ingin mereka lakukan secara daring.
Pilihan murid: Murid-murid diberikan pilihan untuk memilih kegiatan yang ingin mereka ikuti, termasuk memilih teman sekelas mereka yang memiliki keahlian tertentu untuk menjadi pengajar.
Kepemilikan murid: Dengan melibatkan murid dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, maka rasa memiliki dan tanggung jawab murid terhadap kegiatan ini semakin besar.
Situasi 5
Suara murid: Dalam situasi ini, guru mata pelajaran TPK memberikan ruang yang sangat besar bagi murid untuk menyuarakan ide-ide mereka. Dengan menantang murid untuk mengidentifikasi potensi pakan ternak organik di lingkungan sekitar, guru telah mendorong murid untuk berpikir kritis dan kreatif. Guru juga memberikan kebebasan kepada murid untuk memilih jenis pakan ternak yang akan dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa guru memberikan ruang bagi murid untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Dengan demikian, suara murid sangat diperhatikan dalam proses pembelajaran ini.
Pilihan murid: Murid diberikan pilihan yang cukup luas dalam proyek ini. Mulai dari pemilihan jenis pakan ternak, metode pengolahan, hingga cara mempromosikan produk akhir. Kebebasan untuk memilih ini memungkinkan murid untuk mengembangkan inisiatif dan kreativitas mereka. Selain itu, dengan memberikan pilihan, guru juga mendorong murid untuk bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
Kepemilikan murid: Guru dalam situasi ini telah berhasil menciptakan rasa kepemilikan yang kuat pada diri murid terhadap proyek ini. Hal ini terlihat dari cara guru melibatkan murid dalam seluruh proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Murid tidak hanya sebagai pelaksana, tetapi juga sebagai pengambil keputusan. Dengan memberikan tanggung jawab yang besar kepada murid, guru telah mendorong mereka untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
Situasi 6
Suara Murid: Murid-murid menjadi inisiator utama dalam pembentukan program ini. Mereka aktif memberikan ide, menyusun rencana, dan menjalankan program.
Pilihan Murid: Murid-murid diberikan kebebasan untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam program ITS, mulai dari jenis layanan yang akan diberikan hingga cara pengelolaan keuangan.
Kepemilikan Murid: Dengan memberikan tanggung jawab yang besar kepada murid, maka rasa memiliki dan kepemilikan mereka terhadap program ini semakin kuat.
Video 1
Suara Murid: Setiap warga belajar SALAM memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini, baik sebagai penjual, pembeli, maupun petugas pasar. Mereka bebas memilih peran yang ingin mereka mainkan.
Pilihan Murid: Murid-murid diberikan kebebasan untuk menentukan jenis produk yang akan dijual, strategi pemasaran, dan cara berinteraksi dengan pelanggan.
Kepemilikan Murid: Dengan memberikan tanggung jawab kepada murid untuk mengelola keuangan, berinteraksi dengan pelanggan, dan menyelesaikan masalah yang muncul, maka rasa memiliki dan tanggung jawab murid terhadap kegiatan ini semakin besar.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mengambil keputusan, merencanakan, dan melaksanakan tugas.
- Bergotong royong: Murid belajar untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam merawat kebun. Mereka juga belajar menghargai kerja sama tim.
- Bernalar kritis: Murid diajak untuk berpikir kritis dalam memilih jenis tanaman yang sesuai dan cara merawatnya.
- Kreatif: Murid dapat mengekspresikan kreativitas mereka dalam mendesain kebun dan merawat tanaman.
- Bergotong royong: Murid belajar untuk bekerja sama dalam kelompok untuk merancang tata letak kelas.
- Bernalar kritis: Murid diajak untuk berpikir kritis dalam memilih tata letak kelas yang efektif dan efisien.
- Kreatif: Murid dapat mengekspresikan kreativitas mereka dalam merancang tata letak kelas.
- Mandiri: Murid belajar untuk bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mengambil keputusan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan.
- Bergotong royong: Murid belajar untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam merencanakan dan melaksanakan studi wisata.
- Bernalar kritis: Murid diajak untuk berpikir kritis dalam memilih destinasi wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Kreatif: Murid dapat mengekspresikan kreativitas mereka dalam merencanakan kegiatan selama studi wisata.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mengorganisasi dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
- Gotong royong: Murid belajar untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
- Kreatif: Murid dapat mengekspresikan kreativitas mereka dalam memilih dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
- Bernalar kritis: Murid diajak untuk berpikir kritis dalam memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
- Berkebhinekaan global: Murid belajar untuk menghargai keberagaman kemampuan dan minat di antara teman-temannya.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mencari informasi, melakukan eksperimen, dan memecahkan masalah.
- Bergotong royong: Murid bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan proyek.
- Bernalar kritis: Murid menggunakan kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis data dan mengambil keputusan.
- Kreatif: Murid menunjukkan kreativitas dalam mencari solusi dan mengembangkan produk baru.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mengelola program, mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan mengembangkan keterampilan.
- Bergotong royong: Murid bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
- Bernalar kritis: Murid menggunakan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
- Kreatif: Murid menunjukkan kreativitas dalam mengembangkan ide-ide baru dan inovasi dalam program ITS.
- Mandiri: Murid belajar untuk mandiri dalam mengambil keputusan, mengatur keuangan, dan menyelesaikan masalah.
- Bergotong royong: Murid bekerja sama dengan teman-temannya dalam mengelola pasar.
- Bernalar kritis: Murid menggunakan kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis situasi pasar dan mengambil keputusan bisnis.
- Kreatif: Murid menunjukkan kreativitas dalam mempromosikan produk dan menarik pelanggan.
- Mandiri: Murid didorong untuk mandiri dalam menentukan tujuan belajar, mencari informasi, dan menyelesaikan masalah.
- Bergotong royong: Murid bekerja sama dalam tim untuk melaksanakan proyek riset dan kegiatan pasar ekspresi.
- Bernalar kritis: Murid dilatih untuk berpikir kritis dalam menganalisis data dan mengambil keputusan.
- Kreatif: Murid diberikan ruang untuk mengembangkan kreativitas dalam merancang proyek dan mencari solusi.
- Mandiri: Murid didorong untuk mandiri dalam belajar, berpikir kritis, dan mengambil keputusan.
- Bergotong royong: Murid diajak untuk bekerja sama dengan teman sebaya dan komunitas dalam menyelesaikan masalah.
- Bernalar kritis: Murid dilatih untuk menganalisis informasi, mengevaluasi berbagai perspektif, dan mengambil keputusan yang rasional.
- Kreatif: Murid diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif.
0 komentar:
Posting Komentar